
Kebijakan ganjil genap Jakarta kembali menjadi sorotan pada Sabtu, 04 Oktober 2025. Kebijakan ini tetap diberlakukan untuk mengurai kemacetan, meski akhir pekan biasanya lalu lintas lebih lengang. Dengan semakin padatnya mobilitas warga, aturan ini terbukti masih relevan dan efektif untuk menekan kepadatan jalan.
Rute yang Terdampak
Beberapa ruas jalan utama tetap termasuk dalam daftar penerapan ganjil genap Jakarta. Di antaranya:
- Jalan Sudirman
- Jalan MH Thamrin
- Jalan Gatot Subroto
- Jalan Rasuna Said
- Jalan MT Haryono
- Jalan D.I. Panjaitan
- Jalan Ahmad Yani
- Jalan S. Parman
Pengendara yang melintas di ruas ini wajib menyesuaikan nomor pelat kendaraan dengan tanggal berjalan. Karena tanggal 04 Oktober berakhir dengan angka genap, maka hanya kendaraan berpelat genap yang boleh melintas.
Dampak Bagi Masyarakat
Banyak warga menganggap aturan ganjil genap Jakarta membantu perjalanan jadi lebih lancar. Namun, sebagian juga merasa kesulitan, terutama mereka yang pekerjaannya mengharuskan mobilitas tinggi. Di sisi lain, kebijakan ini mendorong penggunaan transportasi umum, yang merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah menuju Indonesia emas dengan kota lebih tertib dan ramah lingkungan.
Transportasi Umum Sebagai Solusi
Gubernur dan Dinas Perhubungan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan MRT, LRT, dan TransJakarta. Jalur transportasi massal terus diperluas agar menjadi pilihan utama. Ganjil genap Jakarta tidak hanya sekadar aturan, tapi juga transisi menuju sistem transportasi modern. Semakin banyak masyarakat yang beralih, semakin dekat pula cita-cita besar menuju Indonesia emas lewat mobilitas berkelanjutan.
Suara dari Lapangan
Beberapa pengemudi ojek online menuturkan bahwa aturan ganjil genap Jakarta membantu mereka menghindari macet panjang di jalur utama. Namun, ada juga warga yang mengeluhkan kurangnya informasi real-time di aplikasi navigasi. Pemerintah diminta lebih aktif dalam menyebarkan jadwal terkini agar masyarakat bisa lebih siap.
Evaluasi dan Harapan
Pemerintah terus mengevaluasi aturan ganjil genap Jakarta dengan mempertimbangkan pola mobilitas warga. Jika kebijakan ini disertai pengembangan transportasi umum, maka manfaatnya akan lebih terasa. Jakarta bukan hanya mengatasi kemacetan, tapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan yang mendukung visi besar menuju Indonesia emas di 2045.
Kesimpulan
Pada 04 Oktober 2025, aturan ganjil genap Jakarta berlaku untuk kendaraan berpelat genap. Kebijakan ini terus menjadi strategi penting dalam mengurai macet sekaligus mendukung mobilitas hijau. Dengan perbaikan transportasi umum dan disiplin masyarakat, jalan menuju kota modern yang mendukung visi menuju Indonesia emas akan semakin nyata.